Monday, January 18, 2021

Raja Ampat, Indonesia

 

Nadya Febriana 25 XI IPS 2


Sekilas pikiran menerawang dan sebuah lukisan elok pun muncul terbayang. Lautan lepas dengan pulau-pulau karang yang tersusun rapih menyambut beberapa ekor lumba-lumba yang berloncatan ceria. Langit yang biru berpadu dengan indahnya riak ombak menyisir setiap pasir putih di tepian pantai. Udara segar bertiup riuh rendah menjamin kesejukan alami khas hutan-hutan tropis yang hijau. Suara burung-burung camar pun menyeruak indah seakan bernyanyi dan mensyukuri pemandangan menakjubkan ini. Dari dalam air pun berkeriapan berbagai ikan berwarna cantik menghiasi karang-karang hidup yang menari gemulai. Ini adalah sebuah surga kehidupan nyata di bumi.



Deskripsi tempat indah di atas bukanlah mimpi, semuanya nyata dan benar-benar ada. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia-lah tempatnya. Kepulauan yang berada di ujung barat laut pulau Papua ini memang sudah dikenal luas sebagai ‘tambang emas’ bagi para penggila petualangan. Sedangkan, bagi para penyelam dalam dan luar Indonesia, Raja Ampat dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan kata-kata. Satu-satunya cara untuk membuktikan berbagai pendapat ini adalah dengan datang langsung menikmati ‘sang mutiara’ di ujung Papua ini.



Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dan merupakan bagian dari Propinsi Papua Barat. Untuk mencapai Kepulauan ini, kita harus menginjakkan kaki di kota Sorong terlebih dahulu. Biasanya para wisatawan banyak menggunakan penerbangan untuk sampai ke kota ini. Setelah sampai kota Sorong, kita dapat menggunakan sejenis kapal cepat yang biasa berlayar dua kali sehari menuju Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat. Perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar 2-3 jam saja dari pelabuhan Sorong, hingga sampai di pelabuhan Waisai Raja Ampat.



Secara umum, Raja Ampat adalah kepulauan yang terdiri dari banyak sekali pulau karang dan tersebar luas di seluruh wilayahnya. Namun demikian, Raja Ampat memiliki 4 pulau utama yang paling besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Empat pulau besar inilah yang menjadi titik awal penyebaran seluruh penduduk Raja Ampat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Wilayah perairan adalah daya tarik utama Raja Ampat, mengingat perairan Raja Ampat adalah salah satu dari 10 perairan terbaik di seluruh dunia. Hal ini didasarkan pada berbagai penelitian tentang kekayaan flora-fauna dan kelestarian alam laut yang dimiliki Raja Ampat.



Sebuah laporan badan konservasi internasional pernah menyebutkan bahwa perairan Raja Ampat memiliki sekitar 75% spesies laut seluruh dunia. Bahkan, wilayah laut dan darat Raja Ampat yang memiliki luas 4,6 juta hektar ini menjadi rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan dan ribuan biota laut lainnya. Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan ini tidak heran apabila Raja Ampat saat ini dianggap sebagai surga bawah laut tercantik di seluruh dunia.


Tidak hanya kekayaan alam bawah lautnya, Raja Ampat juga memiliki banyak hal menarik di atas permukaan lautannya. Banyak sekali pantai-pantai yang indah tersebar di seluruh kepulauan Raja Ampat. Umumnya, pantai ini berpasir putih dan memiliki kehalusan mendekati tepung. Selain itu, pulau-pulau yang membentuk deretan tebing tinggi pun banyak terdapat di Raja Ampat. Bahkan, beberapa tempat seperti Piaynemo, Teluk Kabui, dan Wayag telah terkenal hingga ke seluruh dunia lebih dulu sebelum dikenal di dalam negeri. Hutan-hutan tropis pun tidak kalah menariknya, bahkan ada beberapa tempat seperti desa Sawinggrai atau desa Saporkrein yang menyuguhkan pengalaman tak terlupakan melihat burung Cenderawasih dari dekat. Seperti kita ketahui, burung Cenderawasih adalah burung langka dan cantik khas Papua yang sering disebut sebagai burung surga.


Belum selesai sampai di kekayaan alam saja, Raja Ampat juga memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang sangat unik dan menarik. Beberapa desa di Raja Ampat memang sudah mengukuhkan keberadaan mereka sebagai desa wisata, salah satunya adalah Desa Arborek. Desa yang berada di satu pulau kecil ini memiliki banyak sekali kesenian, mulai tarian-tarian tradisional, makanan Sinole yang dibuat dari sagu, hingga kerajinan anyaman daun pandan khas Arborek yang sudah diwariskan secara turun-temurun antar generasi. Desa Arborek hanyalah satu diantara desa-desa lain dengan keunikannya masing-masing.


Berbagai peninggalan sejarah pun banyak terdapat di Kepulauan yang memiliki ikatan dengan kesultanan Tidore, Maluku ini. Mulai dari sebagian penduduknya yang memiliki darah kerajaan Tidore Maluku, peninggalan-peninggalan perang dunia ke 2, sampai gua-gua dengan lukisan tangan khas manusia purba pun tersebar luas di Raja Ampat. Mempelajari keunikan Raja Ampat seolah tidak ada habisnya, inilah yang membuat kepulauan ini begitu berjaya hingga saat ini.


Betapa kayanya alam, sejarah dan budaya Kepulauan Raja Ampat, sehingga membuat dunia berdecak kagum. Kini Raja Ampat sudah menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di dunia, hanya saja karena akses yang terbatas, untuk mencapainya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, tidak perlu khawatir, Raja Ampat semakin hari semakin berbenah diri dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk semua kalangan. Penginapan berbentuk resort dengan harga mahal hingga motel kecil nan murah akan mudah kita jumpai di Raja Ampat. Para wisatawan hanya perlu lebih bijak untuk menjaga kepulauan indah ini agar selalu terjaga supaya keindahannya dapat terus dinikmati hingga generasi-generasi berikutnya.


Sebagai penutup, alam indah nan elok Raja Ampat ini tidak lepas dari kisah-kisah legenda yang telah dipercaya turun-temurun oleh seluruh masyarakat asli Raja Ampat. Konon, nama Raja Ampat diambil dari tujuh telur yang ditemukan oleh seorang wanita leluhur mereka. Empat diantaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang kelak menjadi Raja atas 4 pulau besar Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Sedangkan 4 lainnya menjadi hantu, seorang wanita dan sebuah batu. Kisah inilah yang secara tradisi dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai awal mula berdirinya Raja Ampat. Memang masih sulit dipercaya secara akal sehat, namun bila kita menelaah lagi maknanya, alam Raja Ampat adalah sebuah tempat sakral layaknya kerajaan yang harus tetap dijaga dari kerusakan dan kehancuran. [@phosphone/IndonesiaKaya]



Far from the view-blocking skyscrapers, dense and hectic concrete jungles, congested traffics, flickering electric billboards, endless annoying noises, and all the nuisances of modern cities, you will find a pristine paradise where Mother Nature and warm friendly people welcome you with all the exceptional wonders in Raja Ampat, the islands-regency in West Papua Province. With all the spectacular wonders above and beyond its waters, as well as on land and amidst the thick jungles, this is truly the place where words such as beautiful, enchanting, magnificent, and fascinating get its true physical meaning.


Situated off the northwest tip of Bird’s Head Peninsula on Papua, the most eastern island of the Indonesian Archipelago, Raja Ampat or literally meaning ‘The Four Kings’ is an archipelago comprising over 1,500 small islands, cays, and shoals surrounding the four main islands of Waigeo, Batanta, Salawati, and Misool. The name Raja Ampat itself is believed to derive from a legend where a woman found seven eggs, with four of them hatch and become the kings of the four main islands, while the other three became a woman, a ghost, and a stone.


Obviously, there are a lot of diving and snorkeling spots to choose from in these vast waters. Among these are at the Kabui Passage (the very narrow passage between Waigeo and Gam Island crossed by the renowned British explorer, Alfred Russell Wallace in 1860), around the Arborek Island’s Dock, SawandarekYenbubaFriwen Wall, and many-many more.


While its underwater splendors are beyond exceptional, the landscape above the surface is equally breathtaking. As if it was carefully designed and placed with such aesthetic, the rock islets amidst the clear blue water and bright blue sky in Piaynemo offers some of the most spectacular sceneries on the face of the earth. Looking down from the top of the hill, it almost seems that Mother Nature painted her finest artwork and offers a glimpse of paradise. Further at Wayag Island, you will also find an amazing rock islets formation in an even bigger scale.


The Local Ambience

Aside from its endless fascinating natural attractions, Raja Ampat also offers the distinct hospitality of the Papuan. At the Arborek Tourism Village, you can stay at a number of homestays and mingle with the locals whilst observing their daily life and unique traditions. When a group of tourists arrived, they usually perform a traditional welcome dance right at the dock and entertained the ‘guests’ with various Papuan folk songs.

With all its spectacular wonders inland, on the shore, and beyond the waters, and distinct serene ambiance that you rarely find anywhere else on earth, Raja Ampat truly offers the ultimate experience ones can only dream of.

So, whether you are an avid diver, occasional snorkeler, or just someone who appreciated the beauty in every sense, Raja Ampat welcomes you to the Heaven on Earth.

Get Here

To get to Raja Ampat you should first take a flight from Jakarta or Makassar to Sorong. There are small aircraft to take you to Waisai, the capital of the district of Raja Ampat, or alternatively, you can take a ferry from the port of Sorong to the islands.

Established in 2012, the Marinda Airport in Waisai, the capital town of Raja Ampat Regency served flights to and from the city of Sorong. Wings Air served daily flight between Sorong and Raja Ampat, while Susi Air flight twice a week on Monday and Saturday. Please be advised that Marinda Airport is still under development and expansion and located relatively far from any facilities. So be sure to pack some snacks and drinks as you await your return flights to Sorong.

Alternatively, there are ferries available to get you from Sorong and Waisai and vice versa. The ferry trip will take about 2 to three hours.

No comments:

Post a Comment